Judul diatas
saya yakin anda mengerti maknanya, yang sengaja saya buat sederhana seperti
sesederhana kita merasakan jatuh cinta. What
if – bagaimana jika sebagai sebuah ekspresi pengandaian, mengajak anda
menyelami kemungkinan – kemungkinan imajinasi yang mampu terjelajahi oleh
pengalaman – pengalaman yang anda miliki, sehingga pengandaian itu mampu atau
mungkin diwujudkan. Kata what if mengandung realita dan harapan, dimana harapan
yang anda miliki ini suatu saat bia terwujud dalam kenyataan. Karena seringnya
berharap, kita biasanya merasa mengidam (craving)
dan ketika seolah-olah harapan itu mendekati realita dan sirna begitu saja,
seketika emosi kita diaduk aduk, namun sebagian dari kita menerima itu dengan
pasrah dan legowo, karena hal ini telah kerapkali terjadi di hidup kita.
Rumor seputar transfer Arsenal
Sedikit bingung
dengan penjelasan diatas? Saya harap tidak, mengingat penjelasan singkat diatas
menurut saya cukup mewakili berjuta perasaan Gooners di kolong langit,
menyaksikan geliat Arsenal di bursa transfer. Semoga dalam memahami tulisan ini
(nantinya) sesederhana kita kenapa kita
setia menjadi Gooners di era puasa 8 tahun dan selevel memperebutkan slot playoff
liga champion ketimbang memilih tim yang lebih menjanjikan meraih prestasi,
grusak-grusuk di lantai transfer dengan mematahkan transfer record tiap
tahunnya. Atau kita terjebak dengan atribut baru yang kita pilih, karena jika kita
memutuskan memilih klub lain maka sejarah hidup kita pernah ternoda sebagai
supporter karbitan (bagi saya, hal ini mengindikasikan minimnya pemahaman
terhadap sepakbola, dengan analogi sepakbola dimulai di era tahun 2004 ketika
Ronaldinho menyulap lapangan menjadi panggung teatrikalnya, tiqui taca bukanlah
evolusi dari total voetball, atau tak ingin tertinggal dari gegap gempita
hegemoni sepakbola, dll). Saya harap anda mengidolakan Arsenal karena hal-hal
simpel yang hanya anda sendiri yang mampu menjelaskan, tanpa orang perlu
berempati dengan pilihan anda.
Belum mengeluarkan uang? |
Pekan pertama akan dimulai pekan
ini, dimana laga Arsenal diselenggarakan saat hari merdeka bangsa kita (menjadi
ironi kita tidak lagi merdeka menyaksikan tim kesayangan kita di tivi nasional).
Saya yakin semakin berakhirnya transfer window membuat kita sepertinya akan
terbayang bagaimana nantinya Arsenal kedepan, kasak-kusuk transfer Arsenal di
awal Juli, sebut saja Higuain, Rooney, hingga Luis “El pistolero” Suarez mengemuka, hingga sempat selentingan yang
menyebutkan AW akan memboyong 3 pungga Dortmund sekaligus (S. bender, Gundogan,
Lewandowski) dalam 1 paket seharga 70 juta pounds, namun kabar ini mudah saja
terhempas setelah ditiupkan oleh media. Higuain secara mengejutkan memilih
Napoli, Rooney selalu dikaitkan dengan Chelsea, nama terakhir ini (Luis Suarez-dari
awal kemunculannya menjadi hal yang secara personal oleh saya paling ingin
terwujud) karena ada 2 hal yang ingin saya lihat, yaitu perubahan tradisi di
bursa transfer dan paradigma bursa transfer.
Yang pertama adalah perubahan tradisi, dimana sudah lama sekali
Arsenal tidak membeli pemain jadi atau lebih gampangnya yang berstatus “World Class”. Berikutnya, melakukan
mega transfer, kelakar khas ala Arsene Wenger menawar Rp 40.000.001 pounds yang
membuat Brendan Rodgers tersinggung (sebelumnya sempat saat press conference AW ingin menawar
Messi). Kabar itu hanya menyejukkan sebatas Luis Suarez terlibat cek-cok dengan
Brendan Rodgers selama tur pra musim, namun selama tidak direkrut apalah
artinya. AW sejatinya telah melakukan ritual tahunannya dalam bursa transfer,
dengan selalu merekrut pemain dari ligue 1, yaitu Yaya Sanogo, namun hal itu
menjadi kabar terakhir yang cukup menggembirakan di tengah janji Ivan Gazidis
berkoar menyediakan minimal 70 juta pounds untuk mengarungi matrenya bursa transfer.
Kondisi Arsenal menjelang musim 2013/2014
Kali ini, menurut saya persiapan
yang dilakukan Arsenal lebih serius dan tidak main-main (saya tidak menghitung
juara Emirates Cup sebagai tujuan), tur Arsenal
ke Asia yang membantai lawannya, hingga yang terakhir yang sangat
mengejutkan membantai Man. City 3-1. Ditambah lagi tidak ada pemain bintang
Arsenal yang pergi. Sehingga kompsisi tim tidak banyak berubah karena ditinggal
pemainnya. Namun ada beberapa hal yang ingin saya soroti :
1. Kedalaman Skuad
Skuad Arsenal saat ini, banyak
pengamat hingga legenda Arsenal menganggap remeh bahwa Arsenal saat ini dihuni
pemain dengan level “biasa-biasa saja”, tidak ada nama besar, incaran klub
besar, dll. Ketat dan kerasnya BPL (kontak fisik, boxing day, 2 kejuaraan- FA
Cup dan Piala Liga) belum lagi keikutsertaan di Liga Champions (setelah
melewati hadangan Fenerbahce) pasti membutuhkan pelapis yang sama kuatnya
dengan skuad utama, namun sebagian besar dari kita yakin bahwa skuad Arsenal
saat ini rentan dan sanksi mampu mengarungi kerasnya laga demi laga sepanjang
musim ini. Maka terbersit rasa pesimisme kita akan menyudahi musim dengan
raihan gelar
2. Proyeksi pemain muda
Kita lihat sendiri, sepanjang pra-musim
ini lebih sebagai ajang show off para
young guns untuk mendapat tempat musim ini, bukannya mencoba pemain baru untuk
segera nyetel dengan skema yang dibangun oleh AW. Sebut saja Eisfeld, Gnabry,
Akpom hingga yang menarik perhatian Gideon Zelalem. Hal ini bisa saja mengirim
sinyal kebijakan Arsenal dalam mengarungi musim ini.
Pertanyaannya : “Adakah
kabar menggembirakan selanjutnya setelah kemenangan telak 3-1 atas Man City di
Helsinki?”
What If…
Kembali ke kalimat awal yang
tertera di awal tulisan ini, yang terbersit begitu saja dipikiran penulis pada
suatu shubuh. Mari saya ajak anda untuk berandai-andai…
·
Bagaimana jika Yaya Sanogo
adalah rekrutan terakhir di bursa transfer kali ini? Apakah anda optimis, AW
atau Arsenal secara keseluruhan mampu menembus dominasi duo Sugar daddy dan tim
tersukses semenjak era BPL digulirkan?
·
Bagaimana jika anda harus rela
melihat skuad Arsenal sama dengan musim lalu? Apakah anda terbayang 2 musim
terakhir? Apakah anda akan mengeluh sepanjang musim dan mengingat kembali
ejekan, cemoohan rekan-rekan anda yang prestasi timnya lebih baik?
·
Bagaimana jika, untuk pelipur
anda sejak transfer dibuka, Arsenal kembali membeli pemain semenjana, yang
kemampuannya masih perlu diraba dan dibuktikan hingga musim berikutnya? Ataupun
jika membeli Luis Suarez adalah ketika transfer windows? (Arsenal tidak perlu
menanggung penalty sisa hukuman Suarez, Suarez siap didaftarkan di UCL-jika
lolos putaran knock-out, harga lebih murah karena selama separuh musim Luis
Suarez dibawah form)
·
Bagaimana jika, AW mampu
membuktikan keyakinannya bahwa skuad yang dimiliki saat ini mampu menjuarai BPL
2013/2014 seperti yang ia ucapkan di media ketika sebelum meraih Unbeaten? Yah, hingga saat ini kita bisa hanya berandai-andai agar Arsenal
segera melakukan good signings
sebelum kompetisi bergulir atau deadline
transfer terlewati, tanda keseriusan Arsenal mengarungi kompetisi 1 musim
kedepan. Hingga saat ini, kita hanya diberi sebuah harapan, sisa beberapa hari
untuk melihat wara-wiri di bursa transfer. Saya pribadi melihat kondisi ini
menjadi realistis ketika Arsenal tidak melakukan apa-apa di sisa-sia transfer,
adapun transfer yang terjadi saya anggap bonus (walaupun saya sangat berharap
kesuksesan transfer Luis Suarez). Dalam hal ini, saya bisa dibilang Gooners
yang pasrah, tidak banyak menuntut, menyiapkan mental selama semusim jika
prestasi tidak kunjung membaik. Bukan karena saya kehilangan harapan , cuma
saya penganut mazhab :
“When you start supporting a football club, you don’t support it because the trophies, or player or history. You support it because you found yourself somewhere there. Found a place where you belong ”
*Tulisan ini dibuat
hanya sekedar menyapa dan bertukar pikiran dengan seluruh Gooners yang ada di
Nusantara, saya meyakini banyak kesalahan dan kekurangan dalam opini/argumen
yang saya buat, namun tujuan utama saya adalah merangsang rekan-rekan Gooners
lain untuk ikut menjadi supoorter yang cerdas, dalam mengemukakan pendapat dan
menyebar wacana seantero media, daripada hanya menghampiri akun atau situs klub
lain dan berolok-olok.
Twitter : @Noraayudha